Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

untitled

Sendiri menyepi.. Teggelam dalam renungan,  Ada apa aku seakan ku jauh dari ketenangan.. Perlahan ku cari.. Mengapa diriku hampa Mungkin aku salah, mungkin ku tersesat, mugkin dan mungkin lagi.. "Bil, kalo kita ngerasa sendiri ditengah banyak orang. Ngerasa kesepian disekeliling orang orang bayak. Itu normal ga ya bil?" Lalu aku jawab, 'secara logika sih ga normal. Tp bisa aja sih, kalo lg byk masalah mungkin jd ngerasa gt hehe,' Kalau dipikir-pikir aku juga sering ngerasa kaya gitu. Merasa kesepian padahal nyatanya ada banyak orang disekelilingku. Merasa ini bukan tempat yang ramai bagiku walaupun dalam mata orang lain sebaliknya. Terkadang aku pun sering merasa jika orang lain nyaman aku belum tentu nyaman. Jika menurut mereka menyenangkan, belum tentu menyenangkan bagiku. Dan adakalanya aku, aku pernah berpikir ini bukan tempatku. Rasanya berbeda, tidak seperti dulu. Aku tidak menyukainya. Senyum dan tawaku seakan-akan palsu, bagaikan topeng dalam dr

Sepenggal suara hati

Lentera itu mulai redup Dan aku berjalan dalam gelap Aku beralari.. Mengejar rombongan kafillah yang lain Aku tersandung.. Terjatuh.. Aku takut makin tertinggal jauh Yaa.. mursyid tunggulah Dengan apa aku hatus berlari mengejar Aku berharap kekasihku menanti.. by: My mom

Miss silent?

Pendiem Pendiam Cicingeun Itulah kebanyakan yang dituliskan teman temanku di buku BK beberapa bulan yang lalu. Dalam pelajaran tersebut memang dibuat game yang akan diketahui sifat/sikap positif-negatif kita. Dengan mengelilingi buku kita disetiap meja kelas dan menuliskan plusminus si pemilik buku.   Terlalu pendiam kah aku, sampai sampai satu halaman buku hampir penuh dengan kata diam. Aku pun tak mengerti harus seaktif atau secerewet apa aku dikelas. Hingga salah seorang temanku protes... “bil, kamu teh jangan diem aja atuh riweh lah kaya yang lain!”... Padahal menurutku, aku sudah cukup aktif. Tidak sediam ketika SD dan SMP. Aku ya aku, kalian ya kalian. Tolong terima aku apa adanya ajadeh, inilah aku. Aku sadar aku tidak seriweh kalian, karena aku tahu aku orangnya ga pede-an. Aku juga pernah berpikir lebih baik diam daripada salah berkata. Karena, ada peribahasa ‘mulutmu, harimaumu’ aku ingin selau menjaga lisanku dengan tidak banyak bicara. Aku berkata seperti ini

Love You~

*** Choi Minho dan Song Ji hyun memang sudah saling mengenal sejak SMA, dan tiga tahun berada di kelas yang sama. Pikiran yang sejalan dan adanya kecocokan, membuat mereka dekat, dan mendeklarasikan diri sebagai sepasang sahabat. Sketchbook dan kanvaslah yang menyatukan mereka. Hingga Minho dan Ji hyun berada di satu universitas dan satu fakultas yang sama.   “Pameran lukisan tahun ini sepertinya akan jadi yang terhebat sepanjang sejarah fakultas seni lukis!” seru Minho sambil menyuapkan potongan terakhir dari waffle cokelatnya yang hampir habis “Tentu saja, karena aku ketuanya. Kalau tidak, mungkin pameran kali ini tidak akan berhasil hahaha” ucap Ji hyun percaya diri. Lalu meneguk kembali moccachinno latte-nya “Cih, tingkat percaya dirimu semakin tinggi saja! Tapi kau tidak makan Ji hyun-ah? Seharian ini kau belum makan kan? Kemarin siang pun kau tidak makan. Jangan sampai kau sakit. Kau terlalu sibuk akhir-akhir ini” “iya, iya aku tahu. Tapi aku sedang tidak lapar Mi