Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Sajak Malam Minggu ke-3 dibulan 11

Ketika semua termakan oleh gadget, tidak ada interaksi lagi. Mati. Hanya layar kaca yang bersinar, diatasnya menari-nari jemari yang tidak bisa diam. Membuat rima sendiri dengan beberapa sentuhan. Sibuk sendiri, diam membisu. Asik dengan dunianya masing-masing. Tidak bisa lepas. Bagai robot yang tak bernyawa Gadget, media sosial, membungkam panca indera kita lainnya. Bisa jadi terlalu sensitif, atau malah tidak ada peka-pekanya lagi! Entah dimana lagi hatinya berada. Hatinya hanya untuk si gadget itu. Keras, beku sedingin si gadget yang berbahan logam Lantas untuk apa aku disini? Hah? Yang kau perhatikan hanya si gadget itu. Mau begini terus? Sampai kapan? Huh! Satnite, 21 November 2015 Aku. Malam. Minggu. Sendiri. Padahal. Ramai 

Petrikor.

Gambar
Udara rasanya semakin pengap. Panas. Terik saja terus. Tentu saja masih terucap rasa syukur. Aku  berusaha tidak mengeluh. Masih bisa menghirup udara segar, dikala kabar asap yang membakar Riau, membakar Indonesia ini. Malang nian nasib negeri ini. Duh. Maaf aku sedang tidak ingin membahas negeri yang sedang berkecamuk ini. Tapi... Sungguh. Aku merindukan petrikor . Aroma segar yang menyeruak panca indera. Membuat tubuh merasakan chemistry indah. Entahlah rasanya sangat menenangkan. Suara tetesnya yang nyaring diantara genting, hawa dingin menyejukkan yang membuat selimut dan secangkir cokelat panas menjadi hal favorite . Aroma gersangnya pasir tanah yang basah, tenang, damai seketika oleh air Iya. Tentu saja. Hal terbaik adalah petrikor itu Seperti hal magis. Seperti dihipnotis. Hingga bikin 'baper' , kata anak muda zaman sekarang. Petrikor . Lagi-lagi tentang hujan. Oh, sungguh sudah yang keberapa sekian kalinya aku membahas soal hujan lagi dan lagi. T

Ayo Menulis!

[REPOST and EDIT] Dua hari yang lalu, tidak sengaja ketika aku sedang membersihkan kamar, aku menemukan dua buah buku diary  yang sudah lama sekali tidak aku lihat. Aku sempat lupa pernah memiliki buku diary semacam itu. Buku dengan cover tebal berwarna feminis, pink dan biru pastel. Ups, bukunya masih tergembok, kuncinya sudah hilang entah kemana. Karena penasaran, aku cari benda apapun yang dapat mencongkel gembok itu agar dapat terbuka. Benar saja, ketika aku buka memang itu adalah buku diary atau buku jurnal catatan harian. Ya ampun, sungguh memalukan dan menggelikan sekali ketika ku baca ulang sambil mengenang masa lalu. Buku pertama dengan cover tebal berwarna pink. Aku sudah menulis banyak hal di dalam buku itu. Buku itu adalah catatan harianku ketika aku masih kelas 4 SD. Sejak itu aku sudah suka menulis. Menulis apapun. Mulai dari bangun tidur hingga aku tidur kembali. Segala aktivitas yang telah aku lakukan seharian itu aku tulis kembali dalam sebuah buku. Entah ada

Ugh.

Amanah? Iya, amanah. Amanah itu tanggung jawab. Hal paling berat itu adalah amanah katanya. Yap, akhir-akhir ini aku cukup sering dapet amanah yang luar biasa. Amanah nyimpen uang dari tingkat kelas hingga tingkat nasional, amanah mimpin suatu kegiatan kecil, amanah menggerakkan divisi kecil. amanah menyampaikan suatu pesan, amanah, amanah, amanah. Hidup kita itu amanah juga dari Allah. Apapun yang sedang dan akan kita punya itu amanah. Semua dipertanggung jawabkan pada akhirnya. Itulah beratnya. Tidak terlihat, tidak tahu massa nya. Tapi sungguh terasa sangat berat jika dipikul. Mereka selalu berkata, "amanah itu nggak pernah diberikan kepada orang yang salah".Benar kah?Percaya nggak percaya akhirnya aku tetap menerima amanah-amanah itu. Entahlah, kadang aku juga tidak begitu yakin bisa melakukkannya tapi orang lain bisa mempercayai aku. Kenapa? Kenapa mereka bisa yakin jika aku sendiri yang harus melakukannya bisa tidak yakin? Baiklah, kemudian aku balikan pertanya
Kebanyakan sahabat baik terjadi begitu saja.  Tidak pernah tahu persis kenapa jadi dekat. Cocok satu sama landiri dengan sendirinya. Meskipun tentu saja ada yang menjadi sahabat baik setelah bertengkar hebat. Tapi apapun itu, selalu menyenangkan memiliki sahabat baik, menemani dalam situasi apapun. Jadilah salah satu dari mereka Dan ada banyak sekali kesenangan datang dari sekedar berbicara sebentar dengan sahabat baik. Yang bisa mengguyur suasana hati muram dan sebal Ada banyak sekali obat kebahagiaan dari hanya bertemu sejenak dengan sahabat baik. Yang bisa melepas sejenak penat dan pkiran sahabat baik adalah sahabat baik. Dia selalu spesial dan boleh jadi tidak tergantikan oleh janis hubungan apapun. -salam rindu kawan- Ketika jenuh menghimpit. Bosan. Uring-uringan entahlah. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Entahlah. Lagi lagi seperti ini. Heuh! Lima menit menuju hari senin. Iya. Senin. Heuh!

Desain Produk?

Hmm, sebelumnya pernah diminta bikin resume tentang jurusannya masing - masing buat disosialisasikan ke adik kelas. Eh, gak jadi, tidak terlaksana, intinya ada halangan lah. Naaah! Berhubung belum banyak yang tau juga tentang jurusanku; Desain Produk. Aku bakal cerita sedikit disini. Abisnya, kebanyakan orang lebih mengenal FSRD itu Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Desain Interior (DI). Cukup jarang orang yang tau bikin furniture tuh ada kuliahnya juga! Karena itu desain produk masih cukup sedikit pula peminatnya dan di Indonesia sendiri juga masih sedikit perguruan tinggi yang memiliki jurusan desain produk. Di bandung sendiri hanya ada di ITB, Telkom, dan Itenas. Padahal Indonesia sangat membutuhkan peran desainer untuk memajukan bangsa ini /ceileeh/ Duh, ah! yuk langsung aja. Beginilah Desain Produk menurutku berdasarkan pengalaman hingga saat ini mulai menginjak semester 3.. Jurusan Desain Produk Jurusan Desain Produk adalah salah satu jurusan dalam bidang seni
Siang itu, hujan mengguyur taman kami. Sungguh sangat deras walaupun kami telah dinaungi atap. Kami tetap kebasahan dan kedinginan. Kami semakin mendekat dan merapat agar tidak kebasahan. Sudah riuh hiruk pikuk rasanya dalam gazebo itu. Tapi.. "Romantis yaa.. hujan gini" katanya. Minggu, 2015.05.03 taman Bandung

Ah.

Ah ~ Perasaan ini lagi.. Sungguh menyesakkan. Seakan ada batu besar yang menggantung di tenggorokkan ini. Kecewa. Menyesal. Marah. Kesal. Ah ! Entah tentang apa, entah mengenai siapa. ....... ........ ........ Ah , aku tau! Rasa ini sering muncul ketika aku sedang berjuang. Sedang berusaha meraih sesuatu. Dengan segala usaha aku kerahkan. Latihan, belajar, menghafal, bahkan mungkin sampai finansial atau keuangan atau modal. Namun ternyata, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Ah . Adapula yang menyebutnya gendok. Tapi mereka..... terlihat santai berleha-leha namun dengan mudahnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Ah. Mengapa terlihat tidak adil? Mengapa bisa? Apakah ambisi dan harapanku yang terlalu besar? Atau memang usahaku masih kurang besar? Oh Allah~ Aku tidak mengerti rencanaMu ini. Mengapa jalanku terlihat berliku? Mengapa jalanku sedikit berlubang? Mengapa jalanku tidak semulus saat lampu rambu jalan berwarna hijau? Aku mulai bosan gagal ketika ora

seakan-akan..

ah ini dia sajak ke dua ku.. sajak tentang aku dan pikiran-pikiran seakanku. seperti.. seakan-akan banyak yang memperhatikanku, memincingkan matanya. seakan-akan ada suara-suara yang menudingku, menyudutkanku. seakan-akan pisau belati menusuk dadaku, sesak. seakan-akan berlari kencang dan tiba-tiba jatuh terperosok ke jurang yang dalam, gelap dan tentunya sakit. seakan-akan memikul puluhan batu besar hanya dengan selembar kain, berat. teramat. seakan-akan tertinggal jauh dari orang-orang yang sedang lari marathon, hanya lemah. Kaki pun berat untuk melangkah Huhh~ untunglah hanya seakan-akan, memikirkannya pun sungguh sangat menyiksa. astagfirullahaladzim~

Diam

Diam itu sepi Diam itu hening Diam itu hitam Diam itu nol Diam itu tenang Diam itu kosong Diam itu 'emas' katanya Diam itu bisa iya, bisa tidak Diam itu  bertafakur Diam itu risau Diam itu berkecamuk Diam itu tak bergerak Diam itu pegal Diam itu menyimpan Diam itu memendam Diam itu menahan Diam itu sendiri Diam itu bijak Diam itu tidak memihak Diam itu mengenang Diam itu seakan tahu segalanya, nyatanya tidak Diam itu tak peduli Diam itu angkuh Diam itu strategi Diam itu memanjaat do'a Diam.. Diam.. Diam....... Diam-diam memikirakan Diam-diam memperhatikan Diam-diam melirik Diam-diam mencuri Diam-diam mengikuti Diam-diam menyikut Diam-dam menghilang Diam-diam menangis Diam-diam menggerutu Diam-diam tersenyum Diam.. Diam.. Diam... Diam ini penuh makna. Prasangka baik ataupun buruk. Jangan salah sangka.. Diam saja! Minggu, 25 Januari 2015. 21:54
Menyimpan perasaan itu indah  Karena penuh misteri dan menduga Sekali dia tersampaikan, tidak ada lagi menyimpan Menunggu seseorang itu elok Karena kita terus setia berdiri Sekali dia datang, tidak ada lagi menunggu Bersabar itu sungguh menakjubkan Karena kita terus berharap dan berdoa Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dan kepastian Sungguh tidak akan keliru bagi orang-orang yang paham Wahai, tahukah kita kenapa embun itu indah? Karena butir airnya tidak menetes Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun  Masa singkat yang begitu berharga -Tere Liye

byebye semester satu!

Gambar
SELAMAT!!  Semester satu sudah berakhir!! Semua perjuangan dan semua kerja keras telah terlewati di semester satu. Mudah sulitnya, kini aku mulai mengerti dan semakin mengerti dengan jurusan ini. Yap, Desain Produk.  Kreatif. Peka. Tekun. Teliti. Rapih. Beda. dan tentu saja.... Latihan-Latihan... dan LATIHAN! Itulah inti dari masa-masa tpb Desain Produk. Yap, ketika hanya di tpb desain produk, lu kuliah nggak boleh mikir. Kalau dipikirin, lu pusing sendiri, dan bentuknya jadi nggak jelas. Biarkan mengalir aja, biarkan feeling dan emosi lu yang menguasai. Iya, anak desain nggak usah terlalu banyak mikir logika kaya anak teknik. Kita hanya perlu latihan aja. Cuma latihan kunci berhasilnya. Kalau nggak pernah latihan yaa percuma sulit juga buat berkembang Entah kenapa lucunya, ketika UAS kemarin anak teknik kimia yang gedungnya bersebrangan dengan gedung fsrd, terlihat sedang membawa banyak kertas menghafal materi. Sedangkan aku yang dulunya di SMA anak IPA