Ah.

Ah~
Perasaan ini lagi..
Sungguh menyesakkan.
Seakan ada batu besar yang menggantung di tenggorokkan ini.

Kecewa. Menyesal. Marah. Kesal. Ah!
Entah tentang apa, entah mengenai siapa.

.......
........
........
Ah, aku tau!
Rasa ini sering muncul ketika aku sedang berjuang. Sedang berusaha meraih sesuatu.
Dengan segala usaha aku kerahkan. Latihan, belajar, menghafal, bahkan mungkin sampai finansial atau keuangan atau modal. Namun ternyata, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Ah.

Adapula yang menyebutnya gendok.

Tapi mereka..... terlihat santai berleha-leha namun dengan mudahnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Ah. Mengapa terlihat tidak adil? Mengapa bisa? Apakah ambisi dan harapanku yang terlalu besar? Atau memang usahaku masih kurang besar?

Oh Allah~
Aku tidak mengerti rencanaMu ini.
Mengapa jalanku terlihat berliku?
Mengapa jalanku sedikit berlubang?
Mengapa jalanku tidak semulus saat lampu rambu jalan berwarna hijau?

Aku mulai bosan gagal ketika oranglain dengan mudahnya mendapatkan kata berhasil. Ah. Haruskah melewati proses gagal? Tidak bisakah sekali mencoba langsung berhasil? Ah, sepertinya tidak mungkin bil, itu namanya beruntung.
Ah, astaga! Berbahaya jika kamu mulai bosan gagal. Itu artinya sama saja dengan malas mencoba lagi dan akhirnya menyerah.

Lalu..

Mereka bilang nilai itu bukan apa-apa. Nilai hanya tolak ukur sementara. Nilai hanya angka. Yang penting pengalaman. Nyatanya bagiku, angka itu tidak bisa diabaikan, sungguh apa-apa, dan entah mengapa jadi beban tersendiri. Bodoh, bodoh, bodoh. Ah!

Aaaaah!
Sungguh, ini konflik batin. Perang melawan ego sendiri yang entah apa maunya, entah apa inginnya. Entah

Aku takut.
Aku takut jika rasa ini terlalu betah di dalam diri ini, lama-lam ia akan tumbuh menjadi rasa dengki.
"Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah"
Astagfirullahaladzim, bil


selasa, 24 Maret 2015
Ah, aku kesal!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kami, A!

Resmi Kampus Jingga!

byebye semester satu!