Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Petrikor.

Gambar
Udara rasanya semakin pengap. Panas. Terik saja terus. Tentu saja masih terucap rasa syukur. Aku  berusaha tidak mengeluh. Masih bisa menghirup udara segar, dikala kabar asap yang membakar Riau, membakar Indonesia ini. Malang nian nasib negeri ini. Duh. Maaf aku sedang tidak ingin membahas negeri yang sedang berkecamuk ini. Tapi... Sungguh. Aku merindukan petrikor . Aroma segar yang menyeruak panca indera. Membuat tubuh merasakan chemistry indah. Entahlah rasanya sangat menenangkan. Suara tetesnya yang nyaring diantara genting, hawa dingin menyejukkan yang membuat selimut dan secangkir cokelat panas menjadi hal favorite . Aroma gersangnya pasir tanah yang basah, tenang, damai seketika oleh air Iya. Tentu saja. Hal terbaik adalah petrikor itu Seperti hal magis. Seperti dihipnotis. Hingga bikin 'baper' , kata anak muda zaman sekarang. Petrikor . Lagi-lagi tentang hujan. Oh, sungguh sudah yang keberapa sekian kalinya aku membahas soal hujan lagi dan lagi. T

Ayo Menulis!

[REPOST and EDIT] Dua hari yang lalu, tidak sengaja ketika aku sedang membersihkan kamar, aku menemukan dua buah buku diary  yang sudah lama sekali tidak aku lihat. Aku sempat lupa pernah memiliki buku diary semacam itu. Buku dengan cover tebal berwarna feminis, pink dan biru pastel. Ups, bukunya masih tergembok, kuncinya sudah hilang entah kemana. Karena penasaran, aku cari benda apapun yang dapat mencongkel gembok itu agar dapat terbuka. Benar saja, ketika aku buka memang itu adalah buku diary atau buku jurnal catatan harian. Ya ampun, sungguh memalukan dan menggelikan sekali ketika ku baca ulang sambil mengenang masa lalu. Buku pertama dengan cover tebal berwarna pink. Aku sudah menulis banyak hal di dalam buku itu. Buku itu adalah catatan harianku ketika aku masih kelas 4 SD. Sejak itu aku sudah suka menulis. Menulis apapun. Mulai dari bangun tidur hingga aku tidur kembali. Segala aktivitas yang telah aku lakukan seharian itu aku tulis kembali dalam sebuah buku. Entah ada

Ugh.

Amanah? Iya, amanah. Amanah itu tanggung jawab. Hal paling berat itu adalah amanah katanya. Yap, akhir-akhir ini aku cukup sering dapet amanah yang luar biasa. Amanah nyimpen uang dari tingkat kelas hingga tingkat nasional, amanah mimpin suatu kegiatan kecil, amanah menggerakkan divisi kecil. amanah menyampaikan suatu pesan, amanah, amanah, amanah. Hidup kita itu amanah juga dari Allah. Apapun yang sedang dan akan kita punya itu amanah. Semua dipertanggung jawabkan pada akhirnya. Itulah beratnya. Tidak terlihat, tidak tahu massa nya. Tapi sungguh terasa sangat berat jika dipikul. Mereka selalu berkata, "amanah itu nggak pernah diberikan kepada orang yang salah".Benar kah?Percaya nggak percaya akhirnya aku tetap menerima amanah-amanah itu. Entahlah, kadang aku juga tidak begitu yakin bisa melakukkannya tapi orang lain bisa mempercayai aku. Kenapa? Kenapa mereka bisa yakin jika aku sendiri yang harus melakukannya bisa tidak yakin? Baiklah, kemudian aku balikan pertanya
Kebanyakan sahabat baik terjadi begitu saja.  Tidak pernah tahu persis kenapa jadi dekat. Cocok satu sama landiri dengan sendirinya. Meskipun tentu saja ada yang menjadi sahabat baik setelah bertengkar hebat. Tapi apapun itu, selalu menyenangkan memiliki sahabat baik, menemani dalam situasi apapun. Jadilah salah satu dari mereka Dan ada banyak sekali kesenangan datang dari sekedar berbicara sebentar dengan sahabat baik. Yang bisa mengguyur suasana hati muram dan sebal Ada banyak sekali obat kebahagiaan dari hanya bertemu sejenak dengan sahabat baik. Yang bisa melepas sejenak penat dan pkiran sahabat baik adalah sahabat baik. Dia selalu spesial dan boleh jadi tidak tergantikan oleh janis hubungan apapun. -salam rindu kawan- Ketika jenuh menghimpit. Bosan. Uring-uringan entahlah. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Entahlah. Lagi lagi seperti ini. Heuh! Lima menit menuju hari senin. Iya. Senin. Heuh!