Kulacino




Kulacino.

...

Hai kakak yang ada disana..
Iya kak.
Aku tahu aku salah.
Aku jelas tahu, akulah si pecundang itu.
Aku tentu tahu, dimatamu aku masih jadi yang ter-munafik, iyakan?
Aku sungguh tahu, mungkin aku sudah tidak bisa dianggap apapun saking mengecewakannya.

Bukan mauku pula seperti ini..
Bocah. Penghianat. Labil. Tidak bertanggung jawab. Munafik. Egois, dan lainnya. Silahkan terus caci aku hingga aku bisa dimaafkan, dan bisa kembali seperti dulu lagi..

Maaf. Maafkan aku.
Benar-benar maaf.
Tidak bisakah aku mendapat senyummu kembali, sapaan hangatmu, tawa-canda-gurau-saling-ledek tiada hentinya, petuah-petuahmu untuk terus menyemangatiku. Aku. Rindu. Apakah tidak ada kesempatan kedua?

Jangan bilang aku baper. Tentu saja ini perasaan rindu seorang adik pada kakaknya. Hanya itu. Kenyataanya aku masih mengaggumimu. Aku iri pada semangatmu. Mimpi-mimpimu yang terus meledak. Kata-katamu yang selalu menginspirasi orang-orang disekitarmu.

...


Shin Eun Bi masih disana. Selalu disana. Pojok cafe favoritenya. Salah satu tempat menghabiskan sisa hari - harinya. Mengerjakan tugas, menyelesaikan berbagai sketchnya, mencari inspirasi tulisannya, atau bahkan hanya sebagai tempat melamun sembari terus memutar playlist lagunya.

Hari ini ia bersama sebuah jurnal harian yang dipenuhi hati dan pikirannya. Buku legend yang biasa orang sebut diary, kurang lebih begitu. Ah~ kuno sekali kau nona shin~


.....






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kami, A!

Resmi Kampus Jingga!

byebye semester satu!