Senjamu, Senjaku.



Ya, pemandangan langit sore adalah cuplikan terindah.
Dari sudut pandang manapun kau melihatnya, kau akan terpesona oleh gradasi warna yang menghiasi atap bumi ini. Kuning, jingga, merah, merah muda, hingga violet. Bak lukisan abstrak yang tak ternilai harganya. Ada kesan yang mendalam hanya mentap langit yang membara hingga kegelapan pun tiba.

Ini hobi lamaku. Sejak kecil aku memang suka memandang langit. Entah saat langit biru bersih bagai lautan yang tenang, saat langit dipenuhi awan-awan yang bergumul membentuk binatang, atau ketika gelapnya langit dimalam hari yang bertaburan bintang-bintang. Bahkan langit yang bergemuruh berpadu hujan rintik pun aku suka. Tentu saja yang jadi favorite-ku adalah langit senja yang jingga.

 Aku juga gemar mempelajari rasi bintang dan fenomena langit lainnya. Mungkin karena hobiku itu, aku pun dijuluki 'Si Maniak Astronomi' oleh teman-teman. Dari tatapan mereka pun sepertinya aku hanya makhluk asing bagai alien yang asik dengan dunianya sendiri. Hanya seorang lelaki yang tak canggung menemaniku

"Hhh..hh..hh..Vega! gwenchana?" Sepertinya dia sudah mengunjungi setiap ruangan di gedung ini untuk mencariku. Aku kira dia benar-benar lupa tempat ini.

Maaf. Dikampus pun aku masih melakukan hobi itu, dan atap gedung adalah tempat terbaik. Hari ini mood-ku benar-benar berantakan. Hanya dengan menatap langit, perasaanku akan lebih baik. Terlalu melankolis kah? hahaha beginilah aku, dan hanya dia yang mengerti diriku.

"..." Aku tak sanggup menjawab panggilannya. Aku tak kuasa lagi. Segera kupeluk badan tegap itu. Tangisku tumpah tak tertahan lagi didalam pelukannya

"Vega..." Mark tertegun. Wanita yang dia kenal itu selalu terlihat ceria, kuat, tak pernah seperti ini. Mark jadi merasa bersalah karena kurang respect pada wanitanya. Mark baru tahu kejadian tadi dari jackson sahabatnya, Vega pasti sangat terpukul. Tapi Vega tak pernah bisa memperlihatkan kekawatirannya kepada orang lain. Apalagi pacarnya, dia selalu membawa suasana cerah ke sekelilingnya. Mark mendekap wanitanya lebih erat. Tangis Vega semakin pecah.

***
Ini masih jam istirahat. Suasana didalam kelas tampak santai, semua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Tiba-tiba seorang wanita cantik dengan gayanya yang glamor bersama dua pengikutnya menggebrak mejaku yang sedang asik mengerjakkan tugas

"YA! Kau si kutu buku, jauhi Mark-ku kau tidak pantas berada di dekatnya. Kau jelek, culun, kau tidak sebanding dengan Mark!" Jiyoon. Dia gadis yang terlalu terobsesi pada Mark-ku. Aku sudah terbiasa sebenarnya. Tapi kali ini dia keterlaluan, gambar bentukku hancur akibat mejaku di gebrak olehnya.

"YA! Jiyoon.. kau.. kau.. Argh!" Akibat emosiku yang meluap-luap tanpa kusadar, tanganku mendorong badan Jiyoon kencang hingga menabrak meja. Emosi Jiyoon pun semakin tersulut, dia menarik rambutku kencang dan aku pun balas menjambak rambutnya. Kelas pun jadi riuh dengan aksi jambak-jambakan itu. Tanpa sadar tanganku melayang meninju pipi mulus Jiyoon. Darah segar pun keluar dari ujung bibirnya. Aku sendiri terpana, tidak menyangka akan berkelahi dengan jiyoon hingga tumpah darah. Aku menatap tanganku nanar. Tanganku semakin gemetar, seisi kelas ramai menyalahkanku. Aku bingung. Shock. Aku berlari keluar kelas, segera menuju ke atap gedung...

Ya, dan disinilah aku menghabiskan waktu, menyesali diri karena sudah kasar pada Jiyoon. Aku sungguh sangat menyesal. Aku bukan orang yang suka kekerasan, tapi dia pun sudah sangat keterlaluan menghancurkan tugas yang sudah tiga hari aku buat tanpa tidur dan tiba-tiba ingin merebut Mark-ku. Huh~
***


"Kajja~" sepertinya Mark akan membawaku ke suatu tempat, aku pasrahkan saja tanganku ditariknya. Pikiranku masih ada di dalam kelas, namun aku dibawa ke dalam mobilnya. Kita akan kemana?

Perjalanan kami hanya diisi dengan keheningan. Belum ada yang mau berbicara duluan. Apa Mark benar-benar marah padaku? Maafkan aku Mark aku tidak pernah bermaksud kasar pada Jiyoon walaupun dia selalu menyebalkan. Jika gugup dan gelisah begini refleks aku memainkan kuku jari tanganku.

Kami pun akhirnya sampai di sebuah pantai. Tempat ini... ya kenangan kami berdua. Tempat dimana kali pertama aku mengenalnya.

"Ayo, keluar dulu" serunya singkat. Aku paling tidak bisa melihatnya marah, dan tidak banyak bicara. Apakah aku boleh menangis lagi? aku sudah tidak tahan.

"Mark-ah, maafkan aku. Sungguh aku sangat menyesal. Seharusnya kau sudah malu padaku yang seperti ini. Apa yang dikatakan Jiyoon memang benar aku culun, aneh yang hanya sibuk dengan buku dan bintang. Mark-ah apa kau tidak terlalu sempurna untukku?" napasku tersengal-sengal setelah mengeluarkan semua unek-unek, dan akhirnya air mata itu tumpah juga.

Mark hanya memeluk Vega saja, tanpa berkata apa-apa

Setelah air mataku habis dalam dada bidang Mark, dia baru mau bicara
"Sudah puas menangisnya? Dengarkan aku Vega, hari ini aku memang sedikit kecewa padamu. Tapi kenapa kau masih belum yakin dengan perasaanku? Memang baru tiga bulan kita jalani hubungan ini, tapi aku benar-benar tulus menyukaimu. Terserah apa kata orang, aku hanya ingin melihatmu. Tolong percayalah padaku, bintangku Vega"

Matanya memang benar-benar tulus, tatapannya membuatku semakin merasa bersalah karena telah menyia-nyiakannya. Kulingkarkan lagi tanganku di perutnya. "Mianhae, jeongmal mianhe. Aku pun tulus meyukaimu Mark-ah. Apa permintaan maafku sudah bisa diterima? Ini sudah senja, langit akan semakin gelap tas kita pun masih ada dikelas bukan, ayo pulang!"

"Senja katamu? Tunggu sebentar, moment senja jingga di bibir pantai seperti ini tidak bisa kita lewatkan begitu saja Vega. Jika kamu tetap ingin cepat pulang, aku tidak akan memaafkanmu." katanya sambil memalingkan muka

Aku hanya tertawa geli melihat tingkah pura-pura ngambeknya.
"Ne, ne arraseo~ Kau tahu? Wajahmu itu begitu jelek kalau marah, sungguh sangat menyeramkan hahahaha" godaku sambil tertawa meniru muka marahnya

"Aih, jelek? tidak mungkin. Tapi kau tetap suka kan?" godanya sambil memelukku dari belakang. Badanku terkunci tidak bisa bergerak dalam dekapannya, ya tapi ini menyenangkan

Dibawah langit senja..

-END-

========================================================
Yeay! cerpen-fanfic ke-empat dengan chara Mark Tuan dari GOT7 akhirnya selesai. Igemwoyaa? Apakah ini terlalu lebay? gataulah aku juga bingung. maafin masih amatir sih gatau apa-apa tentang menulis. Saya cuma suka aja, apalagi sama mark hihi :3









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kami, A!

Resmi Kampus Jingga!

byebye semester satu!